This page is also available in: English Français Español
Ditulis oleh Ángel Manuel Rodríguez
Apakah ada kematian di alam semesta sebelum dosa masuk?
Ini adalah pertanyaan yang jawabannya tampak jelas, namun agak sedikit rumit karena fakta bahwa para ahli tidak mampu merumuskan definisi “kematian” yang diterima secara umum. Selain itu, Alkitab tampaknya tidak menganggap tanaman itu hidup, dan oleh karenanya mereka tidak mati, melainkan hanya memudar atau mengering. Bukan niat saya untuk mendefinisikan kematian, tetapi untuk menjawab pertanyaan Anda.
1. Dosa dan Kematian: Alkitab menetapkan korelasi langsung antara dosa, kematian alami, dan kematian akhir zaman. Adam dan Hawa mengalami kematian sebagai akibat pemberontakan mereka terhadap sang Pencipta (Kej. 2: 17). Setelah dosa, kejatuhan dan kematian menemukan jalan masuk ke dunia, dan sebagai akibatnya semua berdosa dan semua mati (Rm. 5: 12). Kematian, seperti dosa, bersifat universal dan tak terhindarkan. Sebenarnya, itu adalah upah dosa (Rm. 6: 23). Upah utama dosa
adalah kematian rohani di mana si pendosa yang tetap memberontak dipisahkan selama-lamanya dari Allah dengan cara dilenyapkan dari alam semesta (Why. 20:10, 14, 15). Bagi orang-orang berdosa yang bertobat, kematian alami bukanlah akhir, tetapi hanya tidur di dalam Kristus sampai hari kebangkitan. Tubuh orang percaya belum ditebus dari kuasa maut (Rm. 8: 23), sampai pada saat kedatangan Kristus (1 Kor. 15: 53–56).
2. Penciptaan dan Kematian: Allah, yang adalah hidup itu sendiri, adalah satusatunya asal dari semua kehidupan. Dia tidak menciptakan alam semesta yang ada dengan sendirinya, mela inkan alam semesta yang memiliki awal dan, secara teoritis, bisa berakhir; namun bukan Allah penyebabnya. Allah adalah Pribadi yang melalui kehadiran dan kuasa-Nya menopang ciptaan-Nya sedemikian rupa sehingga terus berlanjut. Keabadian adalah atribut Ilahi yang tidak dimiliki oleh makhluk Tuhan dalam diri mereka (1 Tim. 6: 16). Apakah ini berarti bahwa semua makhluk secara alamiah dan menurut definisinya fana—artinya, bahwa hanya masalah waktu sebelum mereka mati? Tentu tidak! Itu berarti bahwa niat dan rancangan Ilahi Allah adalah untuk menjadikan makhluk-makhluk eksistensi yang tidak akan pernah mati, karena Dia akan selalu mendukung mereka. Artinya, tidak ada kematian sebelum Kejatuhan.
3. Hidup dan Kematian: Setelah mencapai kesimpulan itu, dapat dikatakan bahwa sebelum kejatuhan, kematian hanya diketahui pada tingkat konseptual, tetapi tidak pada tingkat pengalaman. Ini terjadi karena ciptaan, seperti yang kami nyatakan di atas, tidak ada dengan sendirinya. Pastilah ada suatu kesadaran yang menjadi dasar semua makhluk. Ini mungkin terdengar seperti spekulasi, tetapi ternyata tidak. Konsep kematian diperkenalkan oleh Allah sebelum kejatuhan ketika Dia berkata kepada Adam, “tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati” (Kej. 2: 17). Ular itu mengatakan bahwa ajal bukanlah kematian; tidak ada kematian. Ini adalah salah satu kebohongan kosmik yang paling radikal yang diucapkan oleh makhluk dalam upaya untuk mengangkat semua makhluk ke tingkat Ilahi. Kematian adalah hasil dari dosa, tetapi kehidupan adalah hasil dari kematian Kristus bagi mereka yang percaya (Roma 5: 17).